Powered By Blogger

Wednesday, January 19, 2011

Daulah islam pudar

Assalamualaikum,

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ باالله من شرور انفسنا, ومن سيئات اعمالنا, من يهده الله فلا مضل له, ومن يضلل فلا هادي له. ونشهد أن لا إله الا الله وحده لاشريك له  ونشهد أن محمدا عبده ورسوله

Allahuakbar! Allahuakbar!! 

Laungan daripada beberapa NGO dan pertubuhan gerakan islam sedunia, semangat dan terus bersemangat para ahli gerakan-gerakan ini melantangkan suara jihad dan kebebasan hak orang islam. Namun begitu di kala maraknya semangat persatuan dan gerakan ini mendaki bukit sedikit demi sedikit untuk menyeru umat islam dunia supaya bangkit, ada pula suara sesetengah kelompok da'i yang mengatakan bahawa tugas umat islam hanyalah duduk di kerusi, mendatangi kuliah dan berdoa sehinggalah turunnya seorang imam yang digelar 'al-imam mahdi' . Kepercayaan mereka ini hanya lah menunggu imam mahdi turun , kerana katanya lagi bahawa ini semua hadiah daripada Allah dan tugas kita berdoa sahaja dan tunggu. Ya syeikh! yahudi nasrani, USA dan sekutunya sedang bergelak sakan! membunuh dan mendera umat islam yang tak berdosa yang tiada kaitan pun! saban hari berita dunia muncul bahawa di negara-negara islam sendiri umat islam ditindas begitu kejam! tanah air di rampas sedikit demi sedikit, perjanjian damai hanyalah kata manis di 'bibir' presiden USA dan sekutunya!. Mana perginya daulah islamiyyah kita? suara-suara kebangkitan di jeleki dan dikutuk malah di cop sebagai agenda "khawarj" oleh fikrah-fikrah yang dijamin 'syurga'.



TAKUT MATI (al-wahn)

Baru kita ketahui mengapa selama ini ada puak tertentu tidak duduk senang apabila munculnya gerakan-gerakan pembangkit ini, mereka sebenarnya 'takut mati'  mengapa diberi gelaran takut mati? kerana kebodohan diri yang asyik menyibuk menyesatkan gerakan-gerakan pembangkit ini dari segi aqidah dan dasar perjuangan setiap gerakan. Jika asyik dilihatkan sangat negative pada aqidahnya dan lain-lain, maka sampai bila kah amalan mengecop sesat ini hendak selesai? Kita pun boleh menilai mereka semula dan menanyakan semula begini "apa yang engkau buat selama ini? jika engkau hendak dibandingkan si fulan yang mati kerana agama jauh antara langit dan bumi!" . Pantas pula ada dari kalangan mereka ini tidak habis-habis mempertikaikan tokoh pejuang islam yang lehernya di gantung kerana agama. Apa lagi ..  mereka akan kata yang tokoh ini adalah "khawarij" "aqidah tak selari dengan salafussoleh" dan lainnya lagi. Pelik dan sangat hairan, apakah penyakit yang melekat pada puak ini? ya, sebenarnya mereka suatu puak yang hanya mengharap ehsan Tuhannya tanpa usaha, belajar bab kitab hadis dan fiqh berpuluh tahun, tetapi sampai manakah tersebarnya apa yang dipelajarinya itu?! hanya melekat dengan satu kepala dan sekapal sahaja. juga mereka menganggap jihad paling besar adalah memerangi bid'ah! walhal di persekitarannya ada lagi fiqh keutamaan yang perlu diberi perhatian. (tak bermaksud ingin katakan bid'ah itu hal kecil, tetapi fikrah-fikrah ini seolah-olah berjihad untuk memerangi bid'ah sahaja, sedangkan daulah islamiyyah dilupakan pula)

Lihat lah sabda Nabi di dalam hadisnya bab akhir zaman

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ بَكْرٍ حَدَّثَنَا ابْنُ جَابِرٍ حَدَّثَنِي أَبُو عَبْدِ السَّلَامِ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Ibrahim bin Ad Dimasyqi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Bakr] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Jabir] berkata, telah menceritakan kepadaku [Abu Abdus Salam] dari [Tsauban] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk." Seorang laki-laki berkata, "Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?" beliau menjawab: "Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian Al wahn." Seseorang lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apa itu Al wahn?" beliau menjawab: "Cinta dunia dan takut mati."
(Riwayat Sunan Abi Daud: 3745)


JIHAD APA? DAN KONSEP MEMERANGI KAUM KAFIR

Apa itu takrif jihad sebenarnya? selama ini kita banyak dengar hadis-hadis berkaitan jihad, antaranya ada Nabi kata sebaik-baik jihad adalah berbakti kepada kedua orang tuamu, dan Nabi ada kata sebaik-baik jihad adalah haji . Maka daripada kata-kata nabi di dalam banyaknya hadis lain bersandarkan kepada kemampuan seseorang itu setakat mana, jihad itu menyeluruh. Maka apa itu takrif jihad?

Ibnu Taimiyah (wafat tahun 728H) mendefinisikan jihad dengan pernyataan:"Jihad artinya mengerahkan seluruh kemampuan yaitu kemampuan mendapatkan yang dicintai Allah dan menolak yang dibenci Allah".(Majmu’ Al Fatawa 10/192-193) 

Dan beliau juga menyatakan: Jihad hakikatnya adalah bersungguh-sungguh mencapai sesuatu yang Allah cintai berupa iman dan amal sholeh dan menolak sesuatu yang dibenci Allah berupa kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.

syariat memberikan hukum tertentu pada setiap jenis jihad tersebut. Jihad terbagi menjadi dua:
•    Jihad bertahan (Jihad Al Daf’i)
•    Dan jihad menyerang (Jihad Al Tholab).

Syaikh Abdulaziz bin Baaz (wafat tahun 1420 H ) menyatakan: Jihad terbagi menjadi dua yaitu jihad Al Tholab (menyerang) dan jihad Al Daf’u (Bertahan). (Majmu’ Fatawa Wa Maqaalat Mutanawi’ah 18/70.)

1. Hukum Jihad bertahan adalah wajib atas seluruh orang yang berada didaerah yang diserang musuh
2. Sedangkan jihad menyerang (jihad Al Tholab) hukumnya fardhu kifayah, apabila telah cukup dilaksanakan sebagian kaum muslimin maka yang lainnya tidak diwajibkan.

ini berdasarkan firman Allah taala:

لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً وَكُلّاً وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْراً عَظِيماً

Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai udzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk, satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar. (QS. An-Nisaa`: 95)

Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak turut berperang tidak berdosa dengan adanya orang lain yang berperang. Demikian juga firman Allah:

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS.  At-Taubah: 122)

Sekiranya dalam keadaan kampung kita diserang oleh kafirun dan sekutunya, maka hukum kita berperang dengan mereka boleh jadi fardhu ain.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا زَحْفاً فَلَا تُوَلُّوهُمُ الْأَدْبَارَ * وَمَنْ يُوَلِّهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إِلَّا مُتَحَرِّفاً لِقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزاً إِلَى فِئَةٍ فَقَدْ بَاءَ بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Hai orang-orang beriman, apabila kamu bertemu orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan lain, maka sesungguhnya orang itu kembali membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah meraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.(QS. Al-Anfal: 15-16)

Dan firmanNya:

الْآَنَ خَفَّفَ اللَّهُ عَنْكُمْ وَعَلِمَ أَنَّ فِيكُمْ ضَعْفاً فَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِئَةٌ صَابِرَةٌ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ أَلْفٌ يَغْلِبُوا أَلْفَيْنِ بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa ada kelemahan padamu. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfal: 66)

Seandainya kaum kafir berjumlah tiga kali lipat dari kaum muslimin maka tidak diwajibkan berperang dan diperbolehkan mundur dan ini hanya berlaku pada jihad Al Tholab.




SERUAN JIHAD OLEH PEMIMPIN DAN SARANAN NABI


jika imam telah mengumumkan perang umum, maka wajib bagi seluruh rakyatnya untuk berperang dengan dasar firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآَخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ * إِلَّا تَنْفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَاباً أَلِيماً وَيَسْتَبْدِلْ قَوْماً غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوهُ شَيْئاً وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu. Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah akan menyiksa dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. At-Taubah: 38-39)

Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لاَ هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا

Tidak ada hijroh setelah penaklukan kota Makkah akan tetapi jihad dan niat. Dan jika kalian diminta untuk pergi berjihad maka pergilah(Mutafaqun Alaihi)

dan sekiranya musuh berhenti dari memerangi maka hentilah

إِلَّا الَّذِينَ يَصِلُونَ إِلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ أَوْ جَاءُوكُمْ حَصِرَتْ صُدُورُهُمْ أَنْ يُقَاتِلُوكُمْ أَوْ يُقَاتِلُوا قَوْمَهُمْ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَسَلَّطَهُمْ عَلَيْكُمْ فَلَقَاتَلُوكُمْ فَإِنِ اعْتَزَلُوكُمْ فَلَمْ يُقَاتِلُوكُمْ وَأَلْقَوْا إِلَيْكُمُ السَّلَمَ فَمَا جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ عَلَيْهِمْ سَبِيلاً

Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk melawan dan membunuh) mereka(QS. An-Nisaa`: 90)

Namun begitu kita seharusnya membezakan niat jihad, antara jihad bid'ah dan jihad yang selari dengan syariat Allah seperti mana hadis ini

 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Musa Al Asy’ari yang berbunyi:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ الرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلْمَغْنَمِ وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلذِّكْرِ وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِيُرَى مَكَانُهُ فَمَنْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Seseorang mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: seseorang berperang untuk mendapatkan harta rampasan dan seseorang berperang untuk dikenang serta seseorang berperang untuk dilihat kedudukannya, maka mana yang berada dijalan Allah. Beliau menjawab: “Orang yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah maka ialah yang berada dijalan Allah." (HR Al Bukhari dalam kitab Al Jihad wal Maghazi, bab  “Man qaatala litakuuna kalimatullah hiyal ‘ulya” no. 2599.)

Syeikhul islam ibn taimiyyah menjelaskan hadis di atas berkata (Wafat tahun 728): "Maksud tujuan jihad adalah meninggikan kalimat Allah dan menjadikan agama seluruhnya hanya untuk Allah " ( Lihat Majmu’ Fatawa 15/170)

Jihad Al Tholab dan Dakwah hanya dilakukan pada keadaan kuat dan mampu, karena jihad merupakan bagian dari ibadah dan ibadah tidak diwajibkan kecuali bagi yang mampu, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَهَا
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah: 286)

Juga firmanNya:

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْراً لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. (QS. At-Taghabun: 16)

Juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

دَعُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

Biarkanlah aku atas apa yang aku tinggalkan pada kalian, sesungguhnya kebinasaan orang-orang sebelum kalian disebabkan pertanyaan mereka dan penyelisihan mereka terhadap para nabi. Sehingga apabila aku telah melarang kalian dari sesuatu maka jauhilah dan jika aku perintahkan satu perintah maka laksanakanlah sesuai kemampuan kalian.  ( HR Al Bukhari, kitab Al I’tishom Bil Kitab Wa As Sunnah , Bab Al Iqtida’ bisunani Rasulillah no. 7288.)




BILA KITA BOLEH UBAH PEMERINTAH YANG BARU SEKIRANYA PEMERINTAH SEKARANG ZALIM?

Sebenarnya boleh atau tidak? ini terdapat khilaf daripada ulama'-ulama' besar, dan disini ingin utarakan beberapa kata ulama' dan dalil membolehkan untuk menukar pemerintah baru tetapi ianya tertakluk syaratnya tertentu.

Seperti mana hadis Ubadah bin Somit ra berkenaan mencabut ketaatan apabila melihat kufur bawahah yang berlaku kepada pemerintah, hadis disepakati oleh Bukhari dan Muslim.

دَعَانَا النبي (ص) فَبَايَعْنَاهُ فقال فِيمَا أَخَذَ عَلَيْنَا أَنْ بَايَعَنَا على السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ في مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا وَأَثَرَةً عَلَيْنَا وَأَنْ لَا نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ إلا أَنْ ترو كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ من اللَّهِ فيه بُرْهَانٌ

Maksudnya : “Nabi salallahualaihiwasalam telah memanggil kami, lalu kami berbaiah dengannya. Baginda berkata ketika berbaiah, supaya kami dengar dan taat, samada ketika kami dalam keadaan cergas (senang), atau dalam keadaan benci, keadaan susah atau dalam keadaan mudah, Dan kami dipesan agar tidak menanggalkan urusan kepada ahlinya (mencabut ketaatan kami kepadanya) melainkan setelah kamu melihat kekufuran yang nyata disisi kamu daripada Allah yang menjadi bukti (keterangan).” (Hadis sahih riwayat Bukhari ms. 13 Jilid 8 di dalam Fathul Bari, Muslim dan Tirmidzi)

Di dalam Syarah an-Nawawi ‘ala Sahih Muslim, dijelaskan sebagai berikut, “Al-Qadhi ‘Iyadh berkata, ‘Para ulama telah sepakat, bahawa jawatan imamah (Khilafah) tidak boleh diserahkan kepada orang kafir sekiranya tiba-tiba kekufuran itu menimpa dirinya. Dalam keadaan seperti ini ia wajib dipecat’. Beliau berkata, ‘Ketentuan ini juga berlaku jika ia meninggalkan penegakan solat dan dakwah untuk mendirikan solat’. Lalu Imam Nawawi berkata, ‘Al-Qadhi berkata, ‘Seandainya Khalifah terjatuh ke dalam kekufuran, atau mengubah syariat, atau melakukan bid’ah yang boleh mengeluarkan dirinya dari jawatan ketua negara, maka ia tidak wajib ditaati. Kaum Muslimin wajib mengangkat senjata, memecatnya dan mengangkat Imam adil yang baru, jika mereka mampu melakukan hal itu    [Imam al-Nawawi, juz VIII, hal. 35-36].

ini pula pandangan al-imam al-qurtubi r.a

Imam Al-Qurtubi menyatakan : “Pemerintah yang dilantik kemudian menjadi fasiq setelah perlantikan. Berkata jumhur, sesungguhnya terfasakh dan tercabut kepimpinannya dengan sebab fasiq yang zahir dan dimaklumi. Ini adalah kerana, sesungguhnya telah sabit bahawa kepimpinan adalah dilantik untuk melaksanakan hudud, menyempurnakan hak-hak, menjaga harta anak yatim..sehingga akan rosak maksud kepimpinan itu melalui kefasiqkan yang ada pada dirinya. (Lihat : Jami Ahkam Al-Quran Jilid 1 ms. 271)

demikian inilah beberapa nukilan yang menyokong pendapat bolehnya menukar pemerintah, tetapi dalam islam mempunyai adab-adab dengan pemerintah dan ini banyak hadisnya di dalam sahih muslim, bukhari dan lainnya. Kewajipan kita sebagai umat islam adalah yang utama menjadi khalifah di muka bumi Allah ini, mengajak yang makruf dan mencegah yang mungkar, perhatikanlah..  ambil lah iktibar ...   umat islam sedang dilanda krisis ekonomi dan pemerintahan, daulah islamiyyah saban hari semakin pudar, kemana perginya? kuatkanlah hatimu! jauhilah dirimu daripada guru-guru yang menghasut untuk tidak melaungkan daulah islam!. Islam bukan ganas! umat islam hendakkan kebebasan dan hak mereka di setiap tempat mereka! Ya Allah! kau kuatkan hati ini dan peliharalah kami ini yang ikhlas lagi memerlukan pertolongan engkau supaya dijauhkan daripada kelompok yang mempunyai agenda kepentingan diri sendiri!!.. 


وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (al-Imran ayat 104)

أَفَلا تَعْقِلُونَ
Maka tidakkah kamu berpikir?

wallahu'alam

p/s: segala kesilapan harap diperbetulkan..terima kasih

No comments:

Post a Comment